Sakura Mekar Di Langit

Ciri-Ciri Cerpen

"Apa saja ciri-ciri cerpen?" tanya seorang teman kepada saya melalui pesan singkat. Saya menjawabnya dengan mengkopipaste dari sebuah status yang pernah saya posting di sebuah media sosial. Rupanya jawaban saya kurang memuaskan. Ia sudah hafal diluar kepala sebelum saya menjawabnya. Ia bertanya karena ada beberapa poin yang menurutnya tidak mutlak sama dengan kenyataannya. Setengah protes, kemudian ia menunjuk poin-poin yang menurutnya tidak mutlak kebenarannya.
Ciri-ciri cerpen yang pernah saya posting di sebuah media sosial tersebut intinya sama dengan apa yang pernah saya pelajari di sekolah, dan dari buku-buku yang pernah saya baca. Tentu saja, itu bersifat umum. Maka saya memahami "protes" yang teman saya ajukan.

Ciri-Ciri Cerpen


Sejak kejadian itu, saya mencoba menelaah kembali ciri-ciri cerpen yang pernah saya pelajari lalu membandingkannya dengan cerpen kontemporer.

Ciri-Ciri Cerpen

1. Berisi kurang dari 10.000 kata.

Saya belum pernah menghitung jumlah kata dari setiap cerpen yang pernah saya tulis. disamping pasti melelahkan juga karena saya tak ingin terjebak dengan "quota" tersebut. Saya hanya berpedoman dengan halaman. Jika sudah mencapai 6 sampai 10 halaman berarti saya sudah menyelesaikan sebuah cerpen.

2. Bentuk tulisannya singkat.
Namanya juga cerita pendek, kalau tulisannya tidak singkat berarti bukan cerpen. Jika ada cerpen yang tulisannya panjang patut dicurigai, bisa jadi itu novel yang belum selesai. Hehe..

3. Isi cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
Ini salah satu poin yang pernah diprotes teman saya. Lazimnya, isi cerpen tak beda jauh dengan kejadian yang umum terjadi di masyarakat. Namun, tidak sedikit cerpen yang keluar dari pakem. Banyak cerpen yang temanya tidak realistis, misalnya tentang lorong waktu, di mana sang tokoh yang hidup di masa kini bisa berada di masa lalu. Contoh lain adalah cerpen-cerpen kategori misteri dan cerpen anak.
Seorang penulis idealis tidak ingin terjebak dengan tema realistis. Ia hanya akan menulis seperti apa yang ingin disampaikan, tak peduli masuk akal atau tidak. Baginya menulis adalah panggilan jiwa, bukan menuruti selera pasar.

4. Penokohan dalam cerpen sangat sederhana.
Pemberian karakter seorang tokoh dalam cerpen hanya pada apa yang dibutuhkan saja. sifat-sifat yang tidak diperlukan hanya akan membuat pembaca bosan karena tak ada hubungannya dengan cerita. Sebuah sifat akan berpengaruh terhadap konflik.

5. Bersifat Fiktif.
Semua cerpen bersifat fikitf. Pernyataan ini membuat teman saya langsung protes. Ia bersikeras, banyak cerpen yang berasal dari kisah nyata. Saya tak ingin debat dengan teman saya itu, tidak penting. Saya hanya memberi pemahaman kepadanya bahwa meskipun beranjak dari kisah nyata, sebuah cerpen tetap fiksi, karena nama tokoh, setting, dan plotnya pasti tidak sama persis dengan kejadian yang sebenarnya.

6. Alur tunggal.
Cerpen memiliki alur tunggal. Jalan cerita tersebut dikembangkan dalam konflik. Alurnya bisa maju, mundur, atau campuran. Tahapannya: perkenalan>muncul konflik>peningkatan konflik/klimaks>penurunan konflik>penyelesaian.

7. Habis dibaca sekali duduk.
Maksudnya cerpen tidak dibaca sebagian demi sebagian, cukup dibaca dari awal sampai akhir, Berbeda dengan novel yang memiliki sub judul.

8. Penggunaan kata mudah dipahami.
Penggunaan kata dalam cerpen sangat sederhana, hemat, sehingga mudah dipahami pembaca.

9. Menceritakan satu kejadian saja
Kejadian yang diceritakan tidak seluruhnya diangkat, hanya satu peristiwa dalam hidup saja.

10. Meninggalkan kesan mendalam.
Pembaca seolah berada dalam cerita, sehingga memiliki kesan mendalam.

Itulah ciri-ciri cerpen. Semoga bermanfaat.

1 Response to "Ciri-Ciri Cerpen"

Diberdayakan oleh Blogger.