Sakura Mekar Di Langit

Menulis Cerpen Bagi Pemula

Menulis erpen bagi pemula

Menulis cerpen bagi pemula tidak sesulit apa yang dibayangkan dan tidak semudah apa yang dipikirkan. Seringkali seorang pemula kesulitan untuk menyelesaikan tulisannya, baru mendapatkan beberapa paragraf, lalu mengalami kebuntuan. Ide mendadak macet untuk dituangkan. Mood pun menjadi hilang. Saat seperti  itu, kebanyakan pemula menyerah. Ada juga yang mengganti tema, namun nasibnya sama dengan tulisan-tulisan sebelumnya.
Ada banyak faktor yang menyebabkan kenapa penulis pemula sulit untuk memulai atau menyelesaikan tulisannya, di antaranya;

1. Menemukan ide.
Tulisan lahir dari sebuah ide. Tanpa gagasan yang jelas, tulisan menjadi tak terarah.  Namun ide tidak serta  merta datang saat dibutuhkan. Sebagus apa pun mood seseorang, jika tak punya ide, maka tak ada bahan untuk ditulis. Ide bisa datang kapan pun, di mana pun, dan dalam kondisi apa pun.

Bagaimana jika ide datang di saat yang tidak tepat? Saya sering mendapatkan ide ketika sedang tidak siap menulis. Gagasan itu muncul begitu saja saat saya sedang melakukan pekerjaan yang tidak bisa ditangguhkan, seperti sedang mandi misalnya, hehe..  Jika menurut saya ide itu sangat menarik, orisinil dan sayang jika sampai hilang begitu saja, maka sebisa mungkin saya akan mencatatnya. Jika posisinya seperti ketika sedang mandi, maka saya akan mengingatnya terus menerus selama sedang mandi, kemudian begitu menemukan alat tulis segera mencatatnya. Bahkan saya pernah menghabiskan pasta gigi hanya untuk menulis ide tersebut di dinding, agar bisa mandi dengan tenang dan ide tidak hilang. Ada yang bilang saya lebay, terserah penilaian orang. Bagi saya, ide sangat penting, karena tidak setiap saat saya mendapatkannya.

2. Menentukan Judul.
Ada sebagian pemula yang bingung untuk menentukan judul yang tepat. Berpikir lama untuk menentukan sebuah judul, hanya akan  membuang-buang waktu dan menghabiskan banyak energi. Saya pernah mengalaminya, berfikir keras, sampai mood untuk menulis hilang. Akhirnya, saya menyiasatinya dengan tetap menulis tanpa terlebih dulu menentukan judul.

3. Memulai paragraf.
Mood bagus, waktu luang banyak, ide siap ditumpahkan, tapi kenapa sulit untuk memulai? Penulis senior pun kadang mengalami situasi seperti itu, karena paragraf pertama sangat penting. Tertarik tidaknya pembaca ditentukan dari paragraf pertama, jika  bagus atau membuat pembaca penasaran, maka penulis sedang menggiring imajinasi pembaca ke dalam sebuah cerita.

Bagi pemula, kesulitan mendasar yang sering dialami biasanya merangkai kalimat. Kesulitan memilih kata atau diksi sering menyebabkan tulisan menjadi macet. Dulu saya mengalaminya, ingin membuat cerpen bagus seperti karya penulis-penulis terkenal. Ekspekstasi saya terlalu tinggi tidak sebanding dengan pengalaman menulis. Hasilnya, saya sulit menumpahkan imajinasi kedalam tulisan. Lantas saya sadar, sedang belajar menulis. Yang saya butuhkan adalah naskah selesai. Jika saya sudah berhasil menulis satu judul cerpen, itu akan membuat saya bersemangat. Maka, saya mencoba menyelesaikan tulisan tanpa beban. Benar, bahwa seorang penulis ingin karyanya dibaca orang lain, namun saya selalu teringat pesan guru menulis saya, bahwa tugas saya menulis bukan menyuruh orang untuk membaca tulisan saya.

Setiap kesulitan pasti ada solusinya. Jadikan itu sebagai tantangan. Yang terpenting adalah setiap hari menulis, dan usahakan sampai selesai. Menulis menjadi mudah jika kita berfikir bisa melakukannya, sebaliknya menulis menjadi sulit jika sebelum melakukannya sudah membayangkan kesulitan-kesulitannya. Pekerjaan apapun, termasuk menulis cerpen, pasti memiliki kesulitan-kesulitan, disitulah letak tantangannya. Yang terpenting bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Cara pertama dan paling utama untuk mengatasinya adalah dengan mengkondisikan pikiran kita bahwa yang akan kita kerjakan tidak sulit. Mudah bukan?

sumber : Akhmad Al Hasni

2 Responses to "Menulis Cerpen Bagi Pemula"

Diberdayakan oleh Blogger.